Sabtu, 29 Januari 2011

Pertanian Indonesia : Barang Mewah yang Terancam Tidak Bertuan

Sebuah statement menyatakan bahwa Indonesia akan terus menjadi negara berkembang alias tidak pernah maju jika masih menjadi negara agraris. Pernyataan tersebut seolah memicu reaksi dari berbagai kalangan. Ada yang mengiyakan dengan serta merta, ada yang menepisnya secara spontanitas, dan ada yang skeptis namun hanya acuh mendengarnya, seolah tidak inigin memikirkan ke arah mana sebenarnya negeri ini harus di bawa. Pernyataan di atas pula yang menjadi momok bagi pelajar Indonesia. Mereka sudah tidak meyakini apakah dunia pertanian masih menjanjikan kesuksesan bagi masa depan mereka. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya jumlah peminat universitas dan fakultas pertanian dari tahun ke tahun. Menurut Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Ir Yonni Koesmaryono* penurunan terjadi pada kisaran 30-40 % dibanding tahun lalu. Soal penyebabnya, Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Prof Dr Dasron Hamid* berpendapat, antara lain, karena kondisi pertanian di Indonesia yang memprihatinkan, pelaku usaha dan universitas yang kurang berpromosi, sehingga calon mahasiswa tidak terpikat, serta nama fakultas yang kurang adaptif. Keengganan calon mahasiswa memilih jurusan pertanian terkait erat dengan kebijakan pemerintah yang tak berkiblat ke pertanian.

Kamis, 27 Januari 2011

- Sapa untuk Tanaman -


Pagi ini Bogor basah. Kulihat Yan teman sekontrakanku berdiri di beranda menghadap ke kebun kecil di depan kontrakan kami. Sambil menyapu, kuamati temanku yang satu ini. “Assalamu’alaikum tanaman” sapa dia sambil senyum sendiri, mencurigakan. Aku berdiri di sebelahnya menahan tawa. “Apa yang terjadi denganmu bray? Obat kau habis ya?”umpatku dalam hati segera ku lontarkan. “Kemarin ada dosen yang berkata pada kami di kelas. Sebuah pesan kepada kami”. 

Dosen : “Apakah kalian di kost atau kontrakan mempunyai tanaman?”

- angin lalu -

jam 9.40 wib,

 
Garry :"g telat Dik kita?"
Gw : "g lah, paling klo telat g telat-telat amat"
Garry :"dasar!" "ni tanggal berapa Dik?"
Gw :"26 April 2010, hari Senin. Knapa?"
Garry :"g nyampe sebulan lagi kita udah g bareng lagi ya? Kayaknya baru kemarin gw ketemu lo di kamar 21, ...."
Gw :(diem) *sumpah, g nyangka Garry ngomong kyk gitu, meleleh dah gw.........*


(diiringi semilir angin, kita berdua terus melangkah menuju ruang kuliah masing-maing, dengan diam tentu saja)


Kampus Dalam, Dramaga, Bogor, Indonesia
Senin, 26 April 2010

- Vitalis Blossom -

Percakapan dua insan mahasiswa, gw sebagai Dika (emang nama gw kali om...) dan Ferdi sebagai temen gw (==')

Ferdi : (seperti sedang mengendus sesuatu, bayangkan sendiri wajahnya) "Dik, lu pake Vitalis Blossom ya??"

Gw : "Kok tau lu Fer?? Iya". *stay cool, padahal deg-degan takut disangka bencong (wujud asli gw takut terbongkar)
Ferdi : "Taulah, tu kan parfum cewek gw. Bau lu kayak cewek gw, pantes aja ada bebauan yg g asing dari bolongan hidung gw."

Gw : *lari terkiprit takut tiba-tiba si Ferdi megang tangan gw, meluk badan gw, dan nyosor kemudian bilang "Ohh... My darling I Love U..." *sambil joget dibalik pohon ala pemain India

Selasa, 18 Januari 2011

- Sambal Balado : Nostalgila Kamar 21 -

Mumpung masih inget dan belum tertutup oleh kejadian-kejadian menegangkan yang lain. Kisah kali ini adalah kisah gw di kamar 21, kisah ini kisah deskriptif dan analitif, dianalisis dengan sangat kurang akurat dan subyektif tentu saja.

Masih saja terngiang suara ngaji si Budi yang lantang, suara khas ketawa Aceh si Ginonk, dan suara bisik-bisik bernada tinggi si Garry (baca : Geri) yang lagi telponan sama kekasihnya. Si Budi yang suaranya sangat lantang, tegas, tanpa ragu-ragu saat melantunkan ayat-ayat suci firman Allah Al-Quranul Karim sangat kontras dengan suara dia saat bercakap biasa, very-very pemalu so much. Si Budi adalah roommate gw yang pertama kali gw temuin. Budi dari Bogor, tepatnya dari Leuwiliang (sumpah, susah banget nyebut ni daerah, harus menyesuaikan lekukan monyongan bibir dengan lekukan lidah untuk menghasilkan bunyi yang pas dan tidak sumbang serta dengan resiko sangat tinggi, minimal lidah keseleo dan maksimal diamputasi) dan Budi merupakan cerminan dari kota Bogor, Tegar Beriman.

- Sambal Balado : Magic Hand Tools -

Tuhan menciptakan segala sesuatu itu tidak ada yang tidak bermanfaat. (religious mode : on) Benar, salah satu contohnya yaitu tangan saudara-saudaraku, hehe… Banyak sekali (berarti berkali-kali) kegunaan tangan, mulai dari makan, nulis, sms an, maen game, kadang juga buat jalan (kurang kerjaan, termasuk dzalim, :D ), buat garuk-garuk, buat ngegali  lubang pas g ada cangkul, buat megang mic pas nyanyi, buat “ngambil” sesuatu, buat nonjok, buat ngupil dan masih banyak deh… Maka dari itu, kita harus bersyukur kawan karena kita diberi magic hand tools dengan sempurna dan lengkap dimana di tempat lain di bumi ini masih banyak saudara kita yang belum bisa menikmatinya.

Yah, karena di atas sudah dijelaskan dan sudah terlihat inti dari perngobrolan kita. Udah dulu ya…. Hehehe…..G kok, tenang aja, sebenarnya inti dari. . . . .
*bentar ada yang nelpon*
*jah, Cuma 56 detik… huhu…*
*tapi makasih buat yg nelpon barusan..
*Lanjut, jadi in this moment (bahasanya mas….) gw pengen cerita tentang pengalaman gw di asrama yaitu mencuci. Karena menurut gw mencuci pakaian itu juga salah satu manfaat besar dari magic hand tool. Di asrama ini gw mengambil keputusan sulit guys, gw memutuskan selama di asrama gw mencuci pakaian sendiri. Gw mengharamkan laundry dan bibi cuci yang berada di sekitar asrama kecuali dengan keadaan yang sangat amat mendesak. Karena gw berpikir, buat apa tinggal di asrama kalo masih ngandalin bibi cuci dan laundry… Kapan gw mandiri??? *bergaya sok dewasa* *benerin poni* *benerin kacamata* *Dikaaaaaaaaa..kamu cool bangettt* *digampar yang lagi baca plus disumpahin yg baik-baik*


FYI (sebagai informasi), selama di asrama gw punya rekor yang memuaskan. Dari rekor yang berhasil diingat, teringat gw baru tiga kali laundry pakaian, nol kali lewat bibi cuci, dan tak ingat udah berapa kali gw mencuci sendiri. Tiga kali itu saat gw pulang dari naik gunung, sebelum mudik dan setelah mudik.

-Sambal Baldo : Karena kita adalah Keluarga-

Kita bukan teman, kita bukan sahabat, kenal pun juga tidak. Bertemu? Juga engga. Pernah bejumpa pun kita belum jua. Tak p-ernah terbersit di pikiran kita akan pertemuan ini.

Pertemuan yang sebenarnya telah digariskan Sang Maha Yang Menggariskan. Pertemuan yang telah di setting khusus, untuk kita lebih dewasa, lebih menghargai arti kebersamaan.

Kebersamaan, suatu bentuk kesederhanaan yang mengandung nilai, tak sekedar nilai. Nilai yang membuat kita bersatu.

Ingatkah kita saat kita berkumpul untuk dipertemukan bersama? Atau saat kita bertemu orang-orang baru yang satu "ranjang" dengan kita??? Saat kita bertukar nama.

.................................................. ago

Ingatkah juga kita?

Kemarin

Ketika kebersamaan kita harus diakhiri, meski tidak benar-benar berakhir

Kita hanya berbeda atap, tidak seperti dulu yang hanya dipisahkan pintu.

Kita masih bisa sering bertemu [kalau mau], tidak sesering dulu.


Terimakasih semuanya, telah berat untuk kita berpisah.

Terimaksih, karena kita adalah KELUARGA!!!




17 Juni 2010,

saat dimana kita harus mengakhiri masa asrama kita.



para pemuda harapan pemudi kualitas wahid
special group on FB for our family -->> click!

-Sambal Baldo : Sunda vs Aceh-

Sore itu setelah gw berpanjang-panjang mengantri registrasi mahasiswa baru, dengan muka kucel yang tak mau lepas dari wajah (yang sesungguhnya) tampan ini gw mulai menapakkan kaki di Asrama. C1 kamar 21. Gw buka pintu perlahan… Dooorrr.. Surprise… Selamat Ulang Tahun Dika…!!! Hush.. Ngaco sampeyan….!! Gw buka pintu perlahan, sesosok manusia berkacamata terduduk sendiri, misterius, hehehe… Ini Budi. Bener, gw g lagi ngaco, namanya emang Budi. “Hai !”,sapa gw serambi menjulurkan lidah, eh tangan. “Budi, Budimandra Harahap. Asli Bogor.” “Owh.. Mahardika Gama Pradana, dari Sragen*.” “Panggilannya apa?”,tanya budi.  “Terserah deh.. Apa aja, gimana kalo panggil Mahar? Hehehe…”,sahut gw. “Yaudah Mahardika”. Setelah itu gw agak lupa, si Budi minta ijin keluar kamar. Sebelum keluar, Budi ngasih tahu kalo dikamar ini udah ada orang satu lagi, tapi baru sholat Maghrib.
Gw lalu beranjak beres-beres. Tak lama kemudian dua orang muncul. Kaget. Ya, gw kaget. Dua orang itu tampak familiar bagi gw. Gw kenal mereka. Baim Wong sama M. Rifky (pemain sepakbola asal klub Persiba Balikpapan, itu lho.. Artis yang jadi pemain bola.. Dulu dia membintangi sinetron Bawang Merah Bawang Putih..).

- Sambal Balado : Manis Pedes Asrama -

     Siapa sih yang kenal masakan padang?? Ya, di setiap rumah makan padang pasti ada menu olahan balado. Kentang balado, telur balado, tahu tempe balado, ayam balado, atau balado si anak tiri (hus.. ngaco..). Ciri khas samabal balado yaitu merah. Bukan merah darah tetapi Cuma pake cabai dan tomat (sumpah, gw g tahu padahal.. ^^) Orang padang memang terkenal pedes-pedes, eits… masakannya yang pedes-pedes. G tau kenapa mungkin Tuhan yang maha adil telah menganugerahkan lidah dengan kekuatan anti pedas di atas rata-rata. Tetapi yang unik dari sambal balado yaitu rasanya yang meskipun pedas tetapi tetep ada manis nya. Hmmm… Nyummii… *sambil ngusap lidah* :p
     Selain pedas, juga manis.. Persis kayak kehidupan gw di asrama. Ya, gw tinggal  di asrama, itu juga karena tuntutan profesi gw sebagai salah satu mahasiswa tingkat pertama di salah satu universitas negeri di Indonesia ini. Asrama Putra, itulah asrama ku. (hehe.. garing banget). Jadi asrama yang gw tempati itu ada tiga gedung (gedung C1, gedung C2, dan gedung C3) dan gw ada di gedung C1. Dan kehidupan di asrama pun di mulai. Jadi, di postingan gw yang berjudul “Sambal Balado” ini akan berisi seputar kejadian maupun peristiwa maupun yang lain seputar kehidupan gw di asrama. Manis pedes asem pait kayaknya harus gw ceritain di sini.
     Mengapa gw milih Sambal Balado untuk judul??

Minggu, 16 Januari 2011

My Blog [again]

Ini adalah blog ketiga (seinget gw sih...) yang udah gw buat. Blog ini terlahir akibat perkenalan Multiply dengan sebuah microbliologi, eh microblogging Twitter. Mereka berdua menjalin cinta, meski di tengah-tengah kisah mereka sempat muncul pihak ketiga sebagai perantara jual beli.. Maaf, pihak ketiga yang mencoba merusak hubungan cinta mereka yaitu Blogspot. Gangguan pihak ketiga tidak membuat cinta mereka tergoyahkan, justru menambag keharmonisan kisah kasih mereka berdua, hingga di suatu senja... Rasa cinta yang mendalam membutakan akal sehat kedua insan perbloggingan tersebut, hubungan yang tak sepantasnya dilakukan oleh keduanya. Buah cinta mereka akhirnya membuahkan blog ini.

Blog ini juga merupakan blog pertama dengan template yang murni gw buat senidiri. Ga bagus-bagus amat juga sih..

At last, sebelum gw akhiri. Konten yang akan muncul di blog ini berisi tentang cerita-cerita gw yg sebelumnya telah diposting di Multply, serta bakalan ada kejutan yang gw sendiri belum tahu.