Selasa, 29 November 2011

- Mahasiswa Berumah Tangga : Sebuah Perjanjian Agung -

Fathur membuka gerbang kontrakan, menyeruduk masuk membuka gagang pintu dengan keras. Ternyata saat itu pintu sedang tidak terkunci, Ipin sudah berbaring di sofa, di sebuah ruangan yang kami sebut "ruang tamu" -meskipun jarang ada tamu yang berkunjung. Di sofa biru yang lusuh itu, Ipin bertelanjang dada, kemejanya ia kalungkan di leher, setengah menutupi mulut, jejaka berkalung kemeja. Tampak badannya berkeringat, mungkin karena ia juga baru pulang jalan kaki dari kampus, tangannya terus mengipas, dengan kertas A4 dilipat dua, penuh coretan. Fathur membanting tas punggungnya ke kasur, sambil tangan kirinya meremas gemas kertas hafalan yang sudah dibuatnya, tangan kanannya menggaruk rambut, seakan tak percaya apa yang barusan dia kerjakan. Dari luar terdengar raungan suara sepeda motor, tampaknya Yan dan Dika juga baru selesai. 


Hari ini, baru hari ketiga Ujian Tengah Semester. Dari luar Yan dan Dika bergantian berceloteh menirukan jargon iklan layanan masyarakat BNN, 
"Endingnya sudah kebaca bro…." celoteh Yan yang diakhiri dengan nada tawa.
"Ujian memang keras…"tambah Dika dan disambut gelak tawa oleh penghuni Iyoeh House.
Sore itu menjelang maghrib dan langit tampak mendung, menggambarkan suasana hati keempat sahabat karib sekontrakan itu. 

Seperti biasa, setelah pulang dari mushola, keempat sahabat tadi berkumpul di ruang tamu, seraya meluruskan punggung menyaksikan talk show yang dipandu ilusionis berkepala licin. 
"Sepertinya gw ga bisa nih kalo tiap ujian SKS-an mulu belajarnya" Ipin membuka pembicaraan.
"Gw kelabakan, gw harus belajar. Untuk UAS besok gw harus belajar, jauh hari sebelum ujian"
"Sama Pin, gw juga ga bisa terus-terusan SKS seperti ini" Fathur mengamini.
"Hahahaha….." Yan tertawa, menertawakan acara di TV. Jaka sembung…..
Keempat tangan mereka tergerak, jari jemari mereka saling mengisi, diantara sela-selanya. Saling bergantian, memutar, tatapan mereka silih berganti. Memancarkan sebuah tekad untuk berubah. Mulut mereka mulai menggertak, seperti ingin mengucap sesuatu namun tak kuasa. Mata mereka nanar, senyum sepertinya akan mengembang.
"Ingetin gw Pin, Yan, Thur… Setelah UTS ini gw setiap malam akan belajar, biar nanti pas UAS gw ga SKS-an lagi" suara Dika parau membuka.
"Sekedar sejam dua jam, yang penting gw udah belajar. Dari sejam dua jam ini akan menjadi bekal saat UAS nanti" ucap Yan tak kalah parau.
Fathur hanya mengangguk, mengamini kalimat kedua kawannya ini.
"Janji ya pren, kita harus saling ngingetin. Ini semua demi masa depan kita. Kita ga mau ujian nanti berantakan, nilai kita terjun bebas" ucap Ipin sambil menatap mantap ketiga sahabatnya.
"YA! KITA HARUS SALING MENGINGATKAN! KITA HARUS BELAJAR LEBIH AWAL!" keempat mahasiswa semester lima ini berteriak mengucap janji, di tengah ruang tamu, hanya mereka berempat.
"JANJI! SALING MENGINGATKAN!" jari-jari mereka saling dihubungkan membentuk bintang. 

Mengharukan 




Satu minggu setelah UTS berlalu, jam 19.00 WIB

"Mau kemana Dik?" tanya Ipin
"Ada rapat di kampus Pin, mau ada seminar nih Jurusan gw. Yan belum balik ya?" jawab Dika
"Eh, nebeng dong Dik! Belum, dia dari kemarin nginep ke kampus. Ngurusin pameran dia" jawab Ipin kembali.
"Yuk…!" sahut Dika

Sudah seminggu ini, setiap maghrib Iyoeh House gelap. Sepertinya si empu kontrakan sering pulang larut. Sibuk.

Di tengah kegelapan ruang tamu, sofa biru berbisik… "Mana janji manismu………….??"


1 comments:

Outbound di Malang mengatakan...

salam gan ...
menghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
di tunggu kunjungan balik.nya gan !

Posting Komentar